Sabtu, 26 Januari 2013

Belajar Cara Menanam Buah Naga

Dragon Fruit, atau yang juga dikenal dengan nama Buah Naga, merupakan buah istimewa bagi masyarakat Tionghoa. Bentuk buah ini memang unik. Kulitnya berwarna cerah lengkap dengan sisik berukuran besar. Boleh jadi karena kehadiran sisik tersebutlah sehingga dinamai Dragon Fruit. Buah dengan sisik serupa naga. Buah ini dianggap membawa berkah mengikut pada sifat naga. Maka itu, buah naga selalu jadi pelengkap persembahan di altar pada acara keagamaan Tionghoa. Tak hanya istimewa, ternyata buah naga juga memiliki rasa nikmat dan segar. Daging buahnya lembut dengan perpaduan rasa manis dan asam. Selain lezat, ahli gizi juga memastikan buah tropis yang satu ini memiliki sejuta khasiat. Sayangnya, permintaan dunia terhadap buah ini masih belum seimbang dengan kemampuan budidaya. Bahkan vietnam dan Thailand yang dikenal sebagai pemasok terbesar buah naga hanya mampu memenuhi 50% permintaan pasar global. Celah ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk ikut berperan aktif dalam ekspor buah naga. Terlebih, tanamam tersebut tumbuh subur di negara tropis. Cara menanam buah naga pun terbilang mudah dan tidak memerlukan keahlian tertentu.

Persiapan Awal


Untuk memulai budidaya buah naga, hal yang patut diperhatikan adalah persyaratan tumbuh tanam buah naga. Tanaman ini digolongkan ke dalam keluarga kaktus. Oleh sebab itu medim tanamnya di dataran rendah, tepatnya di ketinggian 20 hingga 500 meter di atas permukaan laut. Tanah tempat menanam buah naga harus gembur, porus dan juga mengandung banyak bahan organik serta unsur hara. Lebih optimal lagi jika pH tanah 5 sampai 7. Pastikan lahan tersebut sedikit kering sebab jika kadar air lebih, tanaman ini akan membusuk. Hal penting lainnya adalah tingkat penyinaran matahari. Pastikan tanaman terpapar sinar matahari secara penuh pada siang hari sebab buah naga memang menyukai panas yang terik.


Selain medium tanam, tahap persiapan awal juga mencakup penyediaan penopang tanaman. Pohon buah naga memang tidak memiliki batang primer yang kokoh. Biasanya ia tumbuh dan memanjat pada penopang. Oleh sebab itu, ketersediaan tiang penopang tumbuh adalah penting. Anda bisa menggunkanan tiang kayu atau beton. Ukuran yang pas adalah 10cm x 10cm dengan ketinggian maksimal 2 meter. Tancapkan pada tanah dengan kedalaman kira-kira 50 cm. Di sekitar titik penancapan tiang, buatlah lubang tanam sejumlah 3 sampai 4. Ukuran masing-masing lubang yakni 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam kira-kira sekitar 2 m x 2,5 m. Lubang yang telah tersedia diberi pupuk organik sekirat 10 kg yang telah dicampur dengan tanah.

Proses Tanam

SUSSSSUMBERSSUSSUMBER
Setelah medium tanam siap, bibit sudah bisa ditanam. Pada umumnya, cara menanam buah naga dilakukan melalui dua cara yakni steak dan juga biji.  Tetapi di lapangan, cara paling yang paling banyak digunakan yakni dengan stek. Batang tanaman yang menjadi bibit baiknya memiliki panjangn 25 sampai 30 cm. Proses awal penumbuhan stek batang dimulai dengan medium polybag yang terdiri dari campuran tanah dengan pasir dan juga pupuk kandang. Perbandingannya 1:1:1. Setelah berumur kurang lebih 3 bulan, bibit tersebut sudah bisa dipindahkan ke lahan sebenarnya.

Setelah bibit ditanam pada lahan, proses selanjutnya adalah langkah pemeliharaan yang mencakup pengairan, pemupukan, penaggulangan hama/gulma dan juga penyiangan. Proses pengairan dilakukan sebanyak 1 sampai 2 hari dalam sehari. Proses ini harus cermat sebab tanaman buah naga tidak menyukai air berlebih. Selanjutnya adalah pemupukan. Jenis pupuk terbaik adalah pupuk kandang dengan jarak pemberian 3 bulan sekali. jumlah pupuknya sekitar 5 sampai 10 kilogram.

Hal lain yang tak kalah penting adalah pengendalian hama dan gulma. Selama ini, hama yang menyerang tanaman buah naga masih jarang ditemukan. Pengganggu utama adalah gulma yang dikenal bisa menghambat pertumbuhan tanaman, Oleh sebab itu pengendalian dilakukan secara rutin agar tumbuh kembang tanaman lebih optimal. Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pemangkasan. Langkahnya dimulai dengan memangkas batang utama atau primer pada kondisi dimana tingginya telah mencapai bagian paling atas tiang. Setelah pemangkasan, biasanya akan tumbuh tunas baru sehingga batang memiliki cabang sekunder. Setelah batang tumbuh sempurna, pangkas lagi hingga muncul batang tersier. Batang tersier inilah yang kemudian berfungsi sebagai cabang produksi.

Setelah semua proses selesai, petani tinggal menunggu masa panen buah naga. Jika dicermati, cara menanam buah naga cukup mudah. Potensi ekonominya yang tinggi tentu menawarkan keuntungan memuaskan. Karenanya, jangan ragu untuk bergerak memulai usaha budidaya buah naga. Selamat bercocok tanam!

Dragon Fruit, atau yang juga dikenal dengan nama Buah Naga, merupakan buah istimewa bagi masyarakat Tionghoa. Bentuk buah ini memang unik. Kulitnya berwarna cerah lengkap dengan sisik berukuran besar. Boleh jadi karena kehadiran sisik tersebutlah sehingga dinamai Dragon Fruit. Buah dengan sisik serupa naga. Buah ini dianggap membawa berkah mengikut pada sifat naga. Maka itu, buah naga selalu jadi pelengkap persembahan di altar pada acara keagamaan Tionghoa. Tak hanya istimewa, ternyata buah naga juga memiliki rasa nikmat dan segar. Daging buahnya lembut dengan perpaduan rasa manis dan asam. Selain lezat, ahli gizi juga memastikan buah tropis yang satu ini memiliki sejuta khasiat. Sayangnya, permintaan dunia terhadap buah ini masih belum seimbang dengan kemampuan budidaya. Bahkan vietnam dan Thailand yang dikenal sebagai pemasok terbesar buah naga hanya mampu memenuhi 50% permintaan pasar global. Celah ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk ikut berperan aktif dalam ekspor buah naga. Terlebih, tanamam tersebut tumbuh subur di negara tropis. Cara menanam buah naga pun terbilang mudah dan tidak memerlukan keahlian tertentu.

Persiapan Awal


Untuk memulai budidaya buah naga, hal yang patut diperhatikan adalah persyaratan tumbuh tanam buah naga. Tanaman ini digolongkan ke dalam keluarga kaktus. Oleh sebab itu medim tanamnya di dataran rendah, tepatnya di ketinggian 20 hingga 500 meter di atas permukaan laut. Tanah tempat menanam buah naga harus gembur, porus dan juga mengandung banyak bahan organik serta unsur hara. Lebih optimal lagi jika pH tanah 5 sampai 7. Pastikan lahan tersebut sedikit kering sebab jika kadar air lebih, tanaman ini akan membusuk. Hal penting lainnya adalah tingkat penyinaran matahari. Pastikan tanaman terpapar sinar matahari secara penuh pada siang hari sebab buah naga memang menyukai panas yang terik.


Selain medium tanam, tahap persiapan awal juga mencakup penyediaan penopang tanaman. Pohon buah naga memang tidak memiliki batang primer yang kokoh. Biasanya ia tumbuh dan memanjat pada penopang. Oleh sebab itu, ketersediaan tiang penopang tumbuh adalah penting. Anda bisa menggunkanan tiang kayu atau beton. Ukuran yang pas adalah 10cm x 10cm dengan ketinggian maksimal 2 meter. Tancapkan pada tanah dengan kedalaman kira-kira 50 cm. Di sekitar titik penancapan tiang, buatlah lubang tanam sejumlah 3 sampai 4. Ukuran masing-masing lubang yakni 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam kira-kira sekitar 2 m x 2,5 m. Lubang yang telah tersedia diberi pupuk organik sekirat 10 kg yang telah dicampur dengan tanah.

Proses Tanam


Setelah medium tanam siap, bibit sudah bisa ditanam. Pada umumnya, cara menanam buah naga dilakukan melalui dua cara yakni steak dan juga biji.  Tetapi di lapangan, cara paling yang paling banyak digunakan yakni dengan stek. Batang tanaman yang menjadi bibit baiknya memiliki panjangn 25 sampai 30 cm. Proses awal penumbuhan stek batang dimulai dengan medium polybag yang terdiri dari campuran tanah dengan pasir dan juga pupuk kandang. Perbandingannya 1:1:1. Setelah berumur kurang lebih 3 bulan, bibit tersebut sudah bisa dipindahkan ke lahan sebenarnya.

Setelah bibit ditanam pada lahan, proses selanjutnya adalah langkah pemeliharaan yang mencakup pengairan, pemupukan, penaggulangan hama/gulma dan juga penyiangan. Proses pengairan dilakukan sebanyak 1 sampai 2 hari dalam sehari. Proses ini harus cermat sebab tanaman buah naga tidak menyukai air berlebih. Selanjutnya adalah pemupukan. Jenis pupuk terbaik adalah pupuk kandang dengan jarak pemberian 3 bulan sekali. jumlah pupuknya sekitar 5 sampai 10 kilogram.

Hal lain yang tak kalah penting adalah pengendalian hama dan gulma. Selama ini, hama yang menyerang tanaman buah naga masih jarang ditemukan. Pengganggu utama adalah gulma yang dikenal bisa menghambat pertumbuhan tanaman, Oleh sebab itu pengendalian dilakukan secara rutin agar tumbuh kembang tanaman lebih optimal. Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pemangkasan. Langkahnya dimulai dengan memangkas batang utama atau primer pada kondisi dimana tingginya telah mencapai bagian paling atas tiang. Setelah pemangkasan, biasanya akan tumbuh tunas baru sehingga batang memiliki cabang sekunder. Setelah batang tumbuh sempurna, pangkas lagi hingga muncul batang tersier. Batang tersier inilah yang kemudian berfungsi sebagai cabang produksi.

Setelah semua proses selesai, petani tinggal menunggu masa panen buah naga. Jika dicermati, cara menanam buah naga cukup mudah. Potensi ekonominya yang tinggi tentu menawarkan keuntungan memuaskan. Karenanya, jangan ragu untuk bergerak memulai usaha budidaya buah naga. Selamat bercocok tanam! 

sumber: http://tentangbuahnaga.blogspot.com/2012/09/belajar-cara-menanam-buah-naga.html

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN BUAH MELON

sumber:http://u-trick.blogspot.com/2012/04/teknik-pertanian-budidaya-buah-melon.html
Buah melon besar
Melon adalah salah satu jenis tanaman buah yang paling banyak disukai, seperti halnya buah apel, jeruk, anggur dan beberapa buah favorit. Masa tanam melon yang relative lebih cepat dan minat pasar yang terlihat sedang mengalami peningkatan tak ayal membuat sebagian petani tertarik untuk beralih ke melon.

Hasil tanam buah melon akan memberikan keuntungan yang sangat besar terhadap petani jika tanaman melon tersebut dapat terbebas dari hama dan penyakit-penyakit lainnya, seperti lalat buah, ulat daun dan seterusnya. Hasil panen akan mencapai volume maksimal, sehingga besaran modal yang dikeluarkan untuk biaya operasional tanam hingga menjelang panen masih akan menyisakan keuntungan yang cukup banyak.

Teknik Pertanian Budidaya Tanaman Buah Melon

SYARAT TUMBUH BUAH MELON
Melon dapat tumbuh baik pada ketinggian sekitar 300 - 1000 mdpl, dengan curah hujan ideal2000 - 3000 mm/th. Melon menghendaki sinar matahari yang lama, yaitu berkisar antara 10 - 12 jam per hari. Sedangkan untuk tanah melon menghendaki tanah yang kaya bahan organik dengan pH 6,0 - 6,8. Kelembaban udara yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah sekitar 70 -80 %.

PERSEMAIAN BUAH MELON
Tanah tempat persemaian yang hendak digunakan untuk menyusun polybag empat penyemaian benih hendaknya ditinggikan sekitar 30 - 40 cm dari tanah sekitarnya agar air tidak menggenangi terutama di musim penghujan. Bedengan dapat dibuat berbentuk empat persegi panjang dekat dengan ukuran panjang 4 - 6 m, lebar 100 - 110 cm dan pada bagian tepi diberi penyekat dari belahan bambu agar posisi bibit pada polybag dapat berdiri tegak. Benih yangtelah berkecambah segera dipindahkan ke kantong polybag yang sudah siap sebelumnya.

PENGELOLAAN TANAH UNTUK TANAMAN BUAH MELON
Tanah atau lahan yang akan ditanami melon diolah kembali setiap pergantian tanaman agar menjadi gembur dan bersih dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibalik agar aerasi tanah berjalan dengan baik dan jamur yang terdapat di dalam tanah mati. Pada saat tanahtelah diolah langsung diberi pupuk dasar, yaitu pupuk organik maupun anorganik yang banyak mengandung unsur makro (NPK).

PENANAMAN BUAH MELON
Penanaman dilakukan jika bibit telah berumur 9 - 11 hari. Saat tanam yang tepat adalah padasaat musim kemarau. Jarak tanam yang baik adalah 70 X 50 cm atau 70 X 60 cm. Sebelumditanam lebih dahulu dibuat lubang tanam sedalam + 7 - 9 cm, bersamaan dengan itu dipasangajir berbentuk segitiga sama sisi


PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH MELON
Penyulaman, penyiangan, dan pengairan dilakukan bila diperlukan.Pemupukan pada umur 5 HST diberikan urea dalam bentuk larutan dengan kosentrasi 3 kg/300liter air. Pupuk ZA + NPK 17 HST dan 50 HST yatiu 2 kg ZA dan 1 kg NPK konsentrasi 3 - 4kg/200 liter air. Pupuk daun diberikan 7 HST dengan interval 7 - 15 hari sekali, konsentrasilarutan 1 - 2 cc/1 liter air.Perlakuan khusus tanaman melon adalah pemangkasan tunas dan seleksi buah. Pemangkasandilakukan pada tunas-tunas baru yaitu tunas 1 - 8. Sedangkan untuk buah dilakukan seleksi dansisakan 2 - 3 buah.

HAMA dan PENYAKIT YANG SERING MENYERANG TANAMAN BUAH MELON
Hama yang sering menyerang adalah lalat buah, ulat daun, Aphids, Tungau, Thrips, Oteng-otengdan cacing tanah. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida, khusus untuk tungau menggunakan akarisida.Penyakit yang menyerang yaitu Layu bakteri, Phytoptora molonis, Layu fusarium, Gummy stemBlight, busuk daun, embun tepung, virus dan cendawan tanah. Dapat dikendalikan denganmenggunakan fungisida.

PANEN BERCOCOK TANAM BUAH MELON
Melon dapat dipetik hasilnya umur 65 - 70 Hst. Cara pemetikan dilakukan dengan memotongtangaki buah + 3 cm dari pangkalnya dengan menggunakan gunting pangkas atau pisau yangtajam.


PANEN TANAMAN MELON
Ciri-ciri yang ada pada tanaman melon yang siap panen.- Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal- Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar - Warna kulit hijau kekuningan.- Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.- Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.Sedangkan langkah-langkah dalam pann melon ada sebagai berikut.- Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masasimpan buah.- Tangkai dipotong berbentuk huruf ³T´ , maksudnya agar tangkai buah utuh.- Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telahsiap dipanen.- Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya,sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual. Nahhh... dah tau kan sekarang gimana cara budidaya Melon yang baik dan benar? So.. kenapagak coba dipraktekkin sekarang ajah.. Apalagi buah Melon mempunyai manfaat yang cukup banyak antara lain nih :1. Sebagai antikanker 2. Mencegah sembelit3. Menurukan resiko serangan penyakit jantung dan stroke4. Mencegah penggumpalan darah5. Menurunkan resiko penyakit ginjal6. Menyembuhkan penyakit eksim7. Mencegah dan menyembuhkan panas dalam8. Kandungan seratnya cukup tinggi9. Sebagai sumber Vitamin C, B1, dan kolagen

Tanaman buah melon merupakan salah satu jenis tanaman buah yang sangat rentang akan serangan hama dan penyakit.Untuk dapat menikmati hasil panen yang maksimal diperlukan langkah-langkah pencegahan yang intensif terhadap serangan hama dan penyakit.

Mudah Membuat Vertical Garden

Membangun vertical garden bukan sekadar mimpi, apalagi sekarang alternatif media tanamnya semakin banyak.
Tinggal disesuaikan saja dengan budget. Apa yang Anda bayangkan dalam pembuatan vertical garden ? Kesulitan konstruksi dan sistem penyiramannya? Lantas, bagaimana cara menanamnya dan media tanam yang harus digunakan?
Mungkin saja, akhirnya Anda putus asa sebelum mencoba. Padahal dengan berbagai cara yang sederhana, vertical garden  yang indah, asri dan awet bisa dibuat, lho. Ikuti saja trik berikut.
Mirip dengan Hidroponik
Pada prinsipnya sistem penanaman pada vertical garden  tidak berbeda dengan penanaman pada umumnya. Asalkan semua kebutuhan tanaman terpenuhi, maka tanaman akan tumbuh secara optimal.
Mungkin kita pernah terheran-heran dengan sistem penanaman hidroponik, di mana tanaman bisa tumbuh dengan sangat subur tanpa menggunakan media tanah sama sekali.
Rahasianya, unsur hara tanaman (pupuk) disuplai dengan melalui penyiraman tanaman. Akar tanaman menancap pada berbagai jenis media tanam yang digunakan. Di mana media tersebut hanya berfungsi sebagai alat untuk berpegangan akar tanaman sehingga bisa menopang tubuh tanaman.
Sebenarnya sistem penanaman pada vertical garden  pun identik dengan sistem hidroponik. Semua kebutuhan nutrisi tanaman disuplai melalui penyiraman tanaman. Berbagai bahan bisa digunakan sebagai media untuk tempat akar mencengkeram dan menopang tubuh tanaman.
Alternatif Media Tanam
Media tanam berikut bisa kita gunakan untuk vertical garden :
Tali Ijuk
Kita sering melihat tanaman anggrek atau bromelia ditanam di batang pohon dengan menempelkannya pada tali ijuk yang dililit-lilit pada batang pohon.
Sebenarnya selain kedua jenis tanaman tersebut, masih ada beberapa jenis tanaman yang bisa ditanam menggunakan media tali ijuk. Kita bisa menggunakan pipa paralon berdiameter 3 inci atau lebih yang dililit dengan tali ijuk membentuk taman vertikal.
Jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan diantaranya kadaka, aneka jenis pakis, begonia, dan berbagai jenis philodendron. Walaupun fungsinya bisa digantikan oleh batang/akar pakis, namun ini tidak dianjurkan, karena penggunaannya lama-kelamaan akan merusak vegetasi pakis di alam.
Rockwoll
Rockwoll  adalah bahan berbentuk lembaran dengan ketebalan sekitar 7 cm. Bahan ini biasa digunakan untuk media hidro­ponik atau pelapis dinding untuk pe­redam suara.
Media tanam ini bersifat sangat menyerap air, sehingga akar tanaman akan sangat mudah tumbuh dan dan menyerap air dari media tersebut. Namun media ini juga menjadi sangat berat ketika sudah menyerap air. Oleh karena itu untuk penggunaan pada bidang vertikal yang cukup luas diperlukan konstruksi yang sangat kuat.
VGM (Vertical Garden Module)
Bentuknya seperti keranjang plastik tempat menampung media tanam. Modul ini sangat praktis dan awet untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama (10 tahun).
Ukuran kotak ini 50 cm x 55 cm dengan ketebalan 12,5-25 cm. Karena berbentuk modul maka kita mudah mencopot dan menggantinya dengan tanaman lain jika sudah bosan.
Modul ini sangat berat sehingga kurang praktis digunakan pada taman vertikal yang tinggi. Bentuknya yang kotak juga membuat taman vertikal berkesan kaku. Dan, VGM harganya cukup mahal, sekitar Rp 1 juta/m2, sehingga kita harus merogoh kocek lebih dalam bila ingin menggunakannya.
Karpet & Textile
Penggunaan textile atau geotextile  untuk media vertical garden  sudah banyak diterapkan. Ya, ini merupakan alternatif media tanam taman vertikal yang cukup baik, dan bahkan bisa menggunakan bahan karpet mobil. Plus, bahan ini cukup kuat dan awet digunakan.
Untuk menggunakannya, Anda tinggal mengelar karpet 2 rangkap pada dinding (konstruksi besi tahan karat). Pada lapisan luar karpet tersebut, disobek selebar 10 cm, dengan jarak 15-20 cm (jarak tanam tanaman), sehingga menyerupai kantong/ saku baju.
Selanjutnya tanaman dikurangi media tanamnya dan ditanam di kantong-kantong tersebut. Namun media ini harus disiram dengan periodik (3-5 kali dalam sehari), sehingga disarankan menggunakan timer otomatis, sehingga kita tidak repot merawatnya.
 Di luar negeri, taman vertikal yang sudah eksis selama belasan tahun juga menggunakan media textile  sintetik yang tidak lapuk/terdegradasi.
Nah, Selamat membuat vertical garden .

sumber: http://www.indogreenwall.com/index.php/liputan/74-mudah-membuat-vertical-garden.html

Jumat, 25 Januari 2013

Cara Berkebun Sayur Di Pekarangan Rumah

sumber: http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/02/05/berkebun-sayur-di-pekarangan-rumah-338034.html
Apakah anda memiliki pekarangan kecil di rumah,namun bingung hendak menanam apa ? Bagaimana kalau anda mencoba untuk bertanam sayur mayur di perkarangan terbatas? Selain ikut berpartisipasi dalam gerakan GO GREEN, terdapat keuntungan-keuntungan lainnya , yaitu ;
1. Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur
2. Salah satu bentuk penyaluran hobi,
3. Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang
ditanam sendiri .
4. Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena
penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin
5. Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai.
Alam .
6 Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur mayur
di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau
hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar
Ada beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam dipekarangan , antara lain ;
1. Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat, buncis,kacang panjang, terong , mentimun , pare dan paprika .
2. Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis, kemangi, seledri, selada,  sawi, dan talas daun.
3. Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya
4. Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah dan bawang putih, bawang bombay, dan lobak serta tanaman bumbu dan empon-emponan seperti temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit yang masih termasuk tanaman sayuran umbi .
Dan ada beberapa model penanaman yang dapat kita lakukan ;
Penanaman Konvensional
Pada model ini hal yang perlu diperhatikan adalah pemilahan areal tanam, persiapan dan pengolahan lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman. Pengolahan lahan tanam meliputi pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan. Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk menggemburkan lahan. Kemudian dilakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk menambah unsur hara pada tanah dengan cara mencampurkan dan mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan. Pupuk yang sebaiknya digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.
Selanjutnya adalah penyediaan bibit , dan tanaman yg dapat diperbanyak dengan bibit adalah ; bayam cabut, sawi, selada, seledri, kemangi, kecipir, bayam dan tanaman sayur kacang-kacangan. Biji atau benih tanaman sayuran tersebut dapat dibeli di toko penyalur benih yang ada. Sedangkan jenis sayuran tradisional seperti daun mangkokan, talas, katuk dan beluntas yang bijinya sulit diperoleh dapat diatasi dengan penanaman secara stek atau umbi.
Dalam praktiknya penanganan biji atau benih tanaman sayuran ini ada dua cara :
1. Disemaikan yaitu sayuran yang sulit berkecambah seperti sawi, seledri, kol, tomat dan cabai
2. Tidak harus disemaikan (bisa langsung disebar atau ditanam di areal tanamnya melalui penugalan dan setiap lubang bisa dimasuki tiga biji). Pada tanaman sayuran stek dan umbi, sebaiknya tidak langsung ditanam, tetapi terlebih dahulu disemaikan di wadah baki atau polibag yang dipindahkan setelah tunas dan akarnya terbentuk cukup banyak
Ada beberapa tipe pot yang dikenal yaitu pot tunggal, pot horisontal dan pot vertikal.
Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti cabai, mentimun, tomat, buncis, pare, terong, paprika, kacang panjang, wortel, kentang, bawang merah, bawang putih, bawang bombay dan lobak. Pot tunggal dapat dibuat dari tanah liat, semen, kayu, ember, kaleng atau polibag. Yang pada bagian dasarnya telah dilubangi sebagai pengatur drainase air.
Pot horisontal dibagi dua, horisontal tunggal dan horisontal bertingkat yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu, papan, talang atau balok kayu. Dan digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun yang mempunyai perakaran dangkal dan sempit seperti kangkung, selada, talas daun, kailan, baby kapri, caisim, bawang daun, kubis, kol dan brokoli. Pot vertikal sama uraiannya dengan pot horisontal di atas.
Juga untuk media tanam haruslah menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman. Persyaratannya adalah : campuran abu sampah dan pupuk kandang, gambut dan pupuk kandang, kompos sampah rumah tangga dan tanah atau pasir, abu sekam dan pupuk kandang, tanah dan sekam serta pupuk kandang, pasir dan pupuk kandang, tanah dan pupuk kandang yang perbandingan campuran media tanam adalah 1:1 atau 2:1, yang terakhir disarankan 3:1.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara lain :
· Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit
· Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur
· Lebih gampang untuk dipindah tempatkan
· Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi tanah dan
Iklim yang diperlukan tanaman .
· Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.
Beberapa faktok agroklimat dapat diubah agar sesuai dengan keperluan sayuran yang kita tanam terutama sayuran dalam pot, misalnya jenis tanah, pH tanah, curah hujan dan banyaknya sinar matahari, sedangkan suhu dan kelembaban udara sangat sulit untuk diubah. sebagai contoh media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dapat diatur perbandingannya sesuai dengan keperluan masing-masing jenis sayuran yang ditanam,
pH tanah dapat diturunkan dengan menambah kapur pada media tanamnya, atau curah hujan dan sinar matahari dapat diatur banyaknya dengan mengontrol penyiraman dan memberi naungan. Suhu dan kelembaban udara hanya dapat diubah dengan menggunakan rumah kaca, sehingga untuk penanaman sayuran di pekarangan, jenis sayuranlah yang disesuaikan dengan kedua faktor tersebut, dimana kedua faktor tersebut sangat terkait dengan ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena itu pilihlah jenis-jenis sayur yang dapat tumbuh dengan ketinggian tempat yang sama dengan daerah kita.
Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama perakaran.. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.
Ciri-ciri kriteria pot yang baik adalah ;
· Mampu mendukung perkembangan perakaran
· Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berlebih
· Dasar pot yang dipilih, berkaki untuk membantu aerasi dan drainase
· Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan
· Tidak mudah lapuk dan pecah
· D inding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap
stabil
Jenis pot yang dapat dipakai dapat berupa pot tanah liat , pot plastik , pot porselin, pot semen,pot ban bekas ,pot kaleng bekas ,dan pot dari anyaman bambu
Penanaman Vertikultura ,
Penanaman jenis ini sangat bermanfaat dan hemat jikalau kita hidup di daerah yang berpenduduk padat Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Di bidang pertanian, pengertian verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau beringkat. Suatu teknik atau cara budidaya tanaman semusim (khusunya sayuran) pada lahan terbatas yang diatur secara bersusun menggunakan bangunan/tempat khusus atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket teknologi maju, serta komoditas yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi.Mengenai model dan ukuranterserah kreativitas pemesan. Dan dibuat sedemikian rupa, sehingga muat untuk dijejalkan banyak tanaman.
Kelebihannya adalah ;
Lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal Caranya yaitu dengan membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bumbu. Bila ingin lebih kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.
Keuntungan yang kedua adalah anti banjir , karena mudah dipindahkan,kalau kerangka bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir.
Keuntungan yang ketiga adalah,Penanaman jenis verticultura dapat dipakai untuk menyalurkan kreatifitas dengan mengecat pot dan rak.Boleh juga jika ditambahkan pernak pernik pot, seperti wadah air dibawahnya atau pot-pot gantung.
Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya sayur-sayuran.
Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain seledri, selada, kangkung, bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat, atau terong, juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.
Sawi dan selada air akan dipanen ketika berumur 40 hari, bayam di usia 28 hari, dan cabai umumnya berbuah saat berumur 3 bulan dan hasil panen yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan cara pertanian yang diolah budi daya bercocok tanam ini, para anggota keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli pupuk. Pupuk alami mampu dibuat sendiri dari sisa-sisa sampah dapur. Potongan-potongan sayuran, kulit buah atau sisa-sisa makanan merupakan bahan organik yang bermanfaat. Yaitu bahan yang mudah terurai oleh tanah dan diperlukan oleh tanaman.Pembuatannya cukup menimbun di dalam tanah. Dibiarkan terurai selama kurang lebih satu bulan lamanya. Setelah itu dapat dipakai sebagai media tanam. Dengan ditambah oleh campuran pasir, tanah gembur, serta pupuk kompos tadi. Takarannya
yang seimbang, yaitu 1:1:1.
Selain kompos, pupuk yang baik adalah pupuk kandang. Biasanya diperoleh dari kotoran sapi, kambing, atau kerbau. Bagi penduduk di sekitar Jakarta, lebih mudah mendapatkannya di toko pertanian terdekat. Kotoran hewan peliharaan seperti ayam, burung, serta kelinci mampu digunakan untuk pembuatan pupuk kandang tersebut. Prosesnya sama seperti pupuk kompos tadi. Dikubur dahulu agar tidak berbau, dan biarkan mikro organisme yang mengurainya.
Kotoran anjing dan kucing kurang cocok dipakai untuk membuat pupuk kandang, Sisa-sisa makanan yang dikeluarkan oleh binatang pemakan rumput jauh lebih baik hasilnya.Terasa lebih asyik dengan menggunakan pupuk buatan sendiri. masalah limbah rumah tangga dan ternak sedikit teratasi. Hasil yang dipetik jauh lebih sehat, karena pupuk yang dipakai adalah alami, tanpa bahan kimia buatan.
Di sisi lain, air yang dipakai untuk menyiram adalah air yang bersih. Berbeda dengan para petani sayuran di perkotaan atau daerah lainnya. Mungkin air yang digunakan adalah air sungai yang kotor dan tercemar. Atau mengandung pestisida hama yang larut dalam air. Tentunya seluruh anggota keluarga tidak mau tercemarkan? Selamat mencoba.
Gambar Vertikultur
12983711201210242852


129837082567416276

Teknik Budidaya Tanaman Tomat

sumber:http://www.bbpp-lembang.info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-pertanian/588-teknik-budidaya-tanaman-tomat-solanum-lycopersicum  

                                                                                                       ● Syarat Tumbuh.
dsc02094a. Iklim
Tanaman tomat bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700 m dpi), dataran medium (200 m - 700 m dpi), dan dataran rendah (kurang dari 200 m dpl). Faktor temperatur dapat mempengaruhi warna buah.  Pada temperatur tinggi (di atas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang umumnya merah merata . Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat. kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80 %.  Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang–kurangya 10-12 jam setiap hari (Sastrahidayat. 1992).
b. Tanah
Tanaman tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai dari panen.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat bertipe determinate mempunyai pola pertumbuhan batang secara vertikal yang terbatas dan diakhiri dengan pertumbuhan organ vegetatif (akar, batang daun), sedangkan tomat bertipe indeterminate mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan tandan bunga tidak terdapat pada setiap buku serta pada ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda. Bunga tanaman tomat berjenis dua dengan lima buah kelopak berwarna hijau berbulu dan dua buah daun mahkota (Tugiyono Hery, 2002). Pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan dan buah masak 45 hari sampai 50 hari setelah pembuahan. Persentase penyerbukan sendiri pada tanaman tomat adalah 95% - 100%.
c. Teknik Budidaya
  • Persemaiaan Benih tomat 
 Benih tomat martha harus disemai dulu sebelum ditanam. Persemaian dilakukan didalam kotak pesemaian (tray), media persemaian   adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang kuda dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditanamkan kedalam kotak pesemaian (tray), benih dipelihara hingga umur 25-30  hari setelah semai.. Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik adalah :
  1. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
  2. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap peneduh untuk   mencegah   curahan hujan jangan sampai merusak benih yang masih lemah
  3. Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang
  4.  Penyiraman dilakukan dengan menggunakan Hand Sprayer.
  5. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang setelah cukup kuat
  6. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu saat ditanam di tempat penanamannya.
  •  Pengolahan tanah Pengolahan tanah untuk tanaman tomat adalah meliputi pembersihan lahan pembajakan atau pencangkulan dan    pembuatan bedengan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dengan tujuan :
  1. Akar bagian tanaman yang ada dalam tanah dapat tumbuh lebih sempurna.
  2. Rumput liar dapat dikendalikan tumbuhnya.
  3. Peredaran udara lebih mudah dan luas, sehingga menyebabkan zat-zat makanan di dalam tanah dapat lebih sempurna
  4. Air yang berlebihan dapatb mudah meresap atau menguap.
  5. Akar-akar tanaman dapat menembus tanah lebih mudah dan dalam.(Kanisius 1992).
  •  Pemupukan Organik dan Non Organik.   
Pemberian pupuk kandang diberikan dengan cara diratakan diatas tanah bedengan. Pupuk kandang selain dapat memperbaiki sifat biologis tanah juga dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, pupuk kandang juga perlu diberikan pada tanaman sayuran yang banyak mengkonsumsi nitrogen sehingga nitrogen sangat menentukan kuantita dikonsumsi pada fase vegetatif . Pemberian pupuk Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1:1:½ berfungsi untuk penyanter tanaman vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan diatas bedengan dengan jarak per 1 m dan diberikan 100 g.
  • Penanaman
tomatApabila lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Yang perlu diperhatikan dalam penanaman adalah  waktu tanam dan jarak tanam. Waktu tanam berkaitan erat dengan iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam di musim penghujan, sedangkan Jarak tanam disesuaikan dengan morfologi tanaman dan tingkat kesuburan tanahnya. Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup hidup yang sama/merata bagi setiap tanaman. Dengan mengatur jarak  tanam ini akan diperoleh barisan-barisan tanaman yang teratur sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan tanaman selanjutnya.
Bibit yang sudah siap tanam dicabut dipersemaian beserta akarnya jika bibit berasal dari persemaian plastik atau tray  25-30 hari setelah semai bibit langsung ditanam pada lubang tanam dengan jarak 70x60 cm, Sewaktu penanaman bibit diusahakan tanaman tomat tidak menyentuh tanah, agar tanaman tidak membusuk dan terkena penyakit akibat kotoran disebabkan oleh tanah, saat yang paling tepat untuk penanaman tomat adalah 2-4 minggu sebelum hujan terakhir. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak layu dan dapat beradaptasi pada lahan yang ditanami.
Pemeliharaan
- Penyiraman
Penyiraman tanaman sayuran banyak membutuhkan air seperti halnya tanaman tomat, sayuran daun mengandung ± waktu penyiraman yang baik ialah pada sore hari perlu diketahui bahwa maksud penyiraman adalah :
a. Menggantikan air yang sudah banyak menguap pada siang hari;
b. Mengembalikan kekuatan tanaman pada keadan tanaman dimalam hari;
c. Penambahan terhadap tanaman yang kekurangan air.    
Penyiraman hendaknya dilakukan dengan hati–hati, dan diusahakan tidak atau jangan sampai mengenai daun karena tanaman akan mudah menderita penyakit seperti virus. Penyiraman yang dilakukan penyusun menggunakan alat berupa selang dan dilakukan pada sore hari dengan tujuan mengurangi penguapan.
- Penyulaman
Bibit tomat yang baru ditanam, baik melalui persemaian maupun langsung ditanam tidak semuanya dapat tumbuh dan bertahan menjadi tanaman dewasa beberapa diantaranya pasti ada yang mati salah satu cara mengatasinya adalah melakukan penyulaman, caranya saat tomat berumur 7–14 hari setelah tanaman lakukan penggantian bibit yang mati dengan bibit yang baru dan diambil dari bibit terdahulu atau bibit yang ditanam dengan selang waktu 7–14 hari dari awal penyemaian. Jika dalam 3 mingu setelah tanam masih ditemukan bibit yang mati tidak perlu lagi dilakukan penyulaman, sebab penyulaman pada umur lebih, dari 3 minggu akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhan dan umur panennya tidak seragam sehingga akan menyulitkan penanaman
- Penyiangan/Pembumbunan
Penyiangan harus dilakukan manakala tampak bahwa telah tumbuh gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Biasanya pelaksanaan penyiangan dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang. penyiangan dilakukan dengan cara dicabut menggunakan tangan dan yang sulit dicabut menggunakan cangkul atau kored.
- Pemupukan
Pupuk biasanya diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Dapat diberikan pada tanah atau lewat daun atau bagian tanaman lain. Sebagai pupuk dasar bisa digunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan berupa pupuk NPK yang diberikan 2 - 3 kali selama pertumbuhannya dengan cara ditugal kan pada setiap tanaman. NPK 15-15-15 sebanyak dosis 2 gram/tanaman.
- Pemangkasan
    Tanaman yang berupa perdu atau pohon umumnya perlu pemangkasan. Pemangkasan ini dimaksudkan antara lain untuk membentuk pohon, mengurangi daun, mempercepat pembuahan, meremajakan tanaman, dan lain-lain.
    Tujuan membentuk pohon adalah agar dapat berbunga atau berproduksi lebih banya. Pengurangan daun dimaksudkan untuk mendapatkan hasil assimilasi bersih yang optimum. Dengan pemangkasan juga dimungkinkan mempercepat proses pembuahan. Tetapi adakalanya pemangkasan dilakukan untuk peremajaan tanaman (rejuvenilisasi).
    Secara umum pemangkasan dilakukan dengan memotong cabang/ranting yang tumbuhnya tidak tepat, memotong tunas-tunas air, atau memotong ranting-ranting yang kena penyakit. Pemangkasan yang penulis lakukan setiap seminggu sekali selama pertumbuhannya, tiap pohon hanya ditinggalkan sua cabang dan masing-masing cabang dibiarkan tumbuh masing-masing tiga tandan, dan buah yang dibiarkan masing-masing tandan disisakan 5 buah yang dipelihara agar menghasilkan buah yang besar.
- Pengikatan
    Pengikatan pohon dimaksudkan untuk menghindari tanaman tomat roboh pada saat berbuah dan supaya tanaman tomat tersebut dapat tumbuh tegak
- Pengendalian hama dan penyakit
1. Hama
a. Ulat buah (Hiliothis armigera)
Ulat ini menyerang tomat yang masih muda sehingga buah sudah tua tampak berlubang–lubang dan biasanya busuk karena infeksi, ulat ini dapat dibrantas denagn inteksida.
b. Nematoda (Helodogyama sP)
Cacing ini menyebabkan akar–akar tomat berbintil–bintil, biasanya hanya timbul pada tanah–tanah  ringan yang terlalu asam ( PH 4 – 5).
Pemberantasan dengan nematisida:
c. Lalat buah (Dacus durcalis)
Lalat ini umumnya menyerang dengan cara menyuntikan telur–telurnya kedalam kulit buah tomat, dan telur tersebut akan menjadi larva yang  menggerogoti buah tomat dari dalam sehinga buah tersebut menjadi busuk dan rontok. Lalat buah dapat dikendalikan  dengan cara menyemprotkan inteksida sistemik sejak buah berumur 1 minggu.
e. Kutu putih (Pseu dococus SP)
Kutu putih menyerang tomat dengan cara menghisap cairan daun. Hama ini juga mambawa penyakit embun jelaga. Akibatnya daun menjadi keriting dan bunga/buah mengalami kerontokan pemberontakan gunakan insektisida.
2. Penyakit
a. Blossom and Root (busuk ujung buah)
Biasanya menyerang buah tomat baik yang masih muda  maupun yang sudah tua.  Penyakit disebabkan oleh  kekurangan unsur hara mikro Ca [kalsium]. Pembarantasnya dengan penyebaran kapur dolomit.pemupukan  yang berimbangan pengairan rata penyemprotan CaCl2 pada seluruh permukaan daun dengan frekuensi  5–7 hari sekali sebanyak 0,1%.
b. Layu furasium
Biasanya menyerang  buah tomat baik yang masih muda di dataran tinggi yang memiliki  kelembaban tinggi dimusim hujan. Langkah yang dapat mencegah serangan penyakit layu furasium,sebagai berikut:
-    Lakukan pemupukan yang berimbang
-    Pilih dan tanam bibit yang tahan terhadap segala penyakit
-    Pilih lokasi penanaman yang berdrainse cukup baik.
-    Pilih daerah yang bersikulasi udara lancar
-    Pilih lokasi penanaman yang mendapatkan sinar matahari penuh .
-    Pilih tanaman yang masih sehat .
-    Rendam bibit ke dalam  larutan benomil 0,1% sebelum penanaman.
c. Bacterial will (layu bakteri )
Biasanya menyerang tanaman tomat yang tumbuh didaerah  dataran rendah dengan suhu dan kelembaban yang tinggi penyakit ini disebabkan oleh bakteri psedomonas penyakit ini dapat dikendalikan dengan memakai Agrep 20 wp atau agromicin 15/1,5 wp .
d. Penyakit busuk buah
Biasanya disebabkan oleh cendawan Collectroticum SP. Cegah serangan penyakit ini dengan cara pemangkasan yang teratur, menjaga kelembaban kebun, dan menjaga saniatasi tanah. Penyakit ini dapat dicegah dan diberantas dengan menggunakan bubur Bordeaux  1-3%, alcohol 50WP, Prekiur N, prukit PR 10/56 WP, ridomil dan antracol.
Panen dan pasca panen
Panen buah tomat di panen pertama kali  pada umur 90 hari sejak pindah tanam. Lalu selama 3–5 hari sekali sampai buah habis, buah tomat yang akan  dipasarkan dalam jarak jauh sebaiknya dipanen pada tingkat kemasan 75%, ketika buah marih hijau  atau kira–kira  5– hari lagi menjadi merah, sedangkan untuk jarak dekat tingkat kemasakan 90% yakni ketika buah berwarna kuning kemerah – merahan.

Cara Membuat Taman Vertikal



 
 
 
 
 
Taman vertikal atau vertikultur  adalah cara budi daya tanaman yang dilakukan secara vertikal dengan menggunakan sistem  bertingkat. Tujuan utama dari pembuatan taman vertikal adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal. Walaupun sekilas terlihat rumit, namun bila kita mengetahui teknik dan tips cara membuat taman vertikal maka akan menjadi sangat mudah membuat taman vertikal. Cara membuat taman vertikal yang paling sederhana adalah dengan membuat rak tanaman secara bertingkat dengan mengatur sedemikian rupa supaya tanaman tidak saling menutupi.Taman vertikal ini bisa menjadi alternatif bagi warga perkotaan yang tidak memiliki lahan yang luas untuk bercocok tanam.
 
Berikut ini adalah langkah - langkah cara membuat taman vertikal:
 
1. SIAPKAN ALAT DAN BAHAN
Bahan - bahan yang dibutuhkan: screw, dowel, paku, kawat strimin yang ukuran kotaknya sesuai dengan kebutuhan, kayu, plastik, cat kayu, dan karung goni.
Sedangkan alat - alat yang diperlukan: palu, screwdriver, gergaji, dll
 
 
 
 
2. MENYIAPKAN KAYU
Gunakan kayu utuh ukuran 10x5x5 cm dan gunakan paku sepanjang 15 cm supaya bisa menempel di dinding. Kayu ini akan diletakkan antara dinding dan media yang digunakan untuk menanam. Oleh karena itu, sebaiknya lapisi kayu dengan anti rayap supaya kayu awet dan bisa kuat menahan beban media sampai waktu yang cukup lama.
 
 
 
 
3. MEMBUAT RAK / TEMPAT MENANAM
Tempelkan kawat strimin pada kayu frame dengan cara sebagai berikut:
 
 
 
 
4. MENYIAPKAN DINDING TEMPAT TAMAN VERTIKAL AKAN DIBUAT
Lapisi dinding dengan plastik dengan cara seperti di bawah ini. Ini bertujuan untuk melindungi dinding supaya tidak rusak dan juga untuk menghindari supaya akar tanaman tidak merambat dan menempel ke dinding
 
 
 
 
5. MENEMPELKAN KARUNG GONI
Ini merupakan langkah tersulit dalam membuat taman vertikal. Karena media tanam tidak sepenuhnya menempel di dinding, maka kita harus melapisi media tanam bagian belakang (atau minimal bagian samping) media dengan karung goni. Oleh karena itu, sebelum kita menempelkan media tanam ke dinding, pastikan masih terdapat space untuk menempelkan karung goni ini.
 
 
 
 
6. LETAKKAN FRAME
Setelah karung goni terpasang sempurna, maka langkah selanjutnya adalah meletakkan frame di permukaan karung goni. Gunakan cara speerti berikut:
 
 
 
 
7. MEMASUKKAN TANAH  DAN MULAI MENANAM
Langkah selanjutnya, kita bisa memasukkan tanah ke dalam media tanam. Kemudian, buat lubang kecil di permukaan karung goni dan kita bisa mulai menanam tanaman atau bisa juga mulai dengan menggunakan biji tanaman.
 
 
 
 
8. TAMAN VERTIKAL TELAH SIAP
Bila tanaman yang kita pilih bisa tumbuh dengan subur, maka taman vertikal kita akan terlihat seperti foto di bawah ini. Akan lebih baik bila kita menggunakan jenis tanaman yang merambat sehingga akan terlihat bagus.
 
 
 
 
sumber: http://carapedia.com/taman_vertikal_info2924.html

Rabu, 23 Januari 2013

Jenis Tanaman Yang Pas Menjadi Penghias Taman Vertikal

Membuat taman vertikal atau yang biasa disebut dengan vertical garden adalah salah satu cara untuk mensiasati sempitnya lahan. Jenis taman ini sangat cocok dihadirkan pada rumah-rumah di perkotaan yang memiliki halaman dengan ukuran minim sehingga nuansa hijau yang segar tetap bisa diperoleh.
taman vertikalNah, bagi Anda yang tertarik untuk membuat taman vertikal, Anda harus tahu jenis tanaman apa saja yang cocok digunakan sebagai penghias taman model ini. Sehingga tampilan bisa tampak serasi sesuai dengan konsep taman yang dibuat. Oleh karena itu, pada artikel kali ini kami memberikan beberapa jenis tanaman yang dapat Anda pilih untuk taman vertikal. Selamat membaca!!!
  • Kuping gajah(Anthurium crystalinum), Kuping gajah jenis lama biasanya berhelai besar dan berhelai kecil untuk jenis baru. Ciri yang dimiliki tanaman ini adalah daun berbentuk hati dengan urat daun putih keperakan. Untuk taman vertikal, jenis daun kecil lebih kerap digunakan.
  • Tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), memiliki daun yang mirip dengan tanduk rusa jantan. Tumbuhnya menempel di barang kayu, marga ini dibiakkan dengan spora, ia menyukai tempat yang teduh dan lembab.
  • Lili paris (Chlorophytum comosum), daun tanaman ini panjang dengan garis putih kekuningan. Biasanya digunakan untuk tanaman border atau pot gantung. Lili paris tahan terhdap matahari langsung dan tumbuh optimal di tempat yang ternaungi.
  • Cryptanthus, memiliki banyak warna daun, mulai dari hijau, abu-abu, coklat hingga garis-garis putih. Cryptanthus juga merupakan tanaman yang tahan terhadap sinar matahari yang terik serta bisa hidup di tempat yang memiliki naungan. Diterapkan sebagai aksen di taman vertikal, dengan Bromeliaceae sebagai teman sandingannya.
  • Kucai, kucai merupakan jenis bawang-bawangan terkecil dari famili Alliaceae. Tanaman umbi-umbian setinggi 30-50 sentimeter dan lebar 1 sentimeter, dengan daun berbentuk tabung hampa sekitar 50 sentimeter ini memiliki tekstur lembut. Bunga dari Kucai berwarna pucat ungu, berbentuk bintang dengan enam kelopak bunga lebar.
  • Neoregelia, marga ini kerap dinamakan dengan bromelia. Padahal bromelia adalah nama keluarga dari banyak genus tanaman. Neoregelia yang umum digunakan di taman vertikal antara lain jenis Neoregelia olens dengan daun merah polus berujung rata, lalu Neoregelia carolinae dengan corak daun bergaris.
  • Lipstik(Aeschynantus Radicans), tanaman ini tumbuh menjalar dengan batang yang panjang. Daunnya berbentuk ginjal (cordata), berwarna merah hati dnegan garis perak dan berbulu. Bunganya berwarna merah menyala.
  • Kadaka (Asplenium scolopendrium), tanaman ini hampir sama dengan Paku sarang burung, hanya jenis daunnya lebih kecil. Pinggirnya bergelombang berwarna hijau muda.
  • Sirih Merah, jenis tanaman ini menyenangi tempat teduh, tumbuhnya menjalar dengan batang berbuku, daunnya berwarna merah dengan garis perak. Sebagai tanaman pengisi taman vertikal, Sirih Merah tampil dengan warna merahnya.
  • Singonium, tumbuhan perdu dengan tinggi tak lebih dari 30 sentimeter ini memiliki daun berbentuk hati dengan warna daun campuran antara putih dan hijau. Tanaman ini gampang tumbuh asalkan cukup air.
Setelah Anda mengetahui jenis-jenis tanaman yang sesuai, kini Anda bisa mulai membuat taman vertikal. Selamat membuat taman!!!

sumber:http://www.edupaint.com/eksterior/taman/1007-read-111006-jenis-tanaman-yang-pas-menj

Selasa, 22 Januari 2013

MEMBUAT MEDIA TANAM UNTUK POT DAN POLYBAG

Jerami padi atau limbah pertanian lain yang lunak, memang mudah sekali dikomposkan. Hanya dengan ditumpuk begitu saja, selang tiga bulan kemudian bahan tersebut sudah akan menjadi kompos. Namun kompos demikian akan cepat sekali memadat dan lengket. Kalau kompos ini digunakan untuk memupuk lahan sawah atau ladang, maka pemadatan dan pelengketan tidak akan menjadi masalah. Sawah-sawah yang subur, lumpurnya memang terdiri dari bahan organik yang sudah hancur dan menjadi lengket. Lain halnya kalau kompos tersebut akan dijadikan media tanam pot. Media tanam pot memerlukan tingkat porousitas yang tinggi. Lebih-lebih kalau yang akan ditanam jenis tanaman hias seperti paku-pakuan.
Itulah sebabnya suplir dan paku-pakuan hanya akan bisa tumbuh baik kalau ditanam dengan media tanam humus bambu. Sebab meskipun sudah hancur, humus bambu tetap bersifat netral (pH 6,5 - 7). Hancurnya humus bambu juga tetap membentuk massa yang porous, tidak memadat dan tidak lengket. Hingga air yang disiramkan ke dalam media tersebut akan terus larut ke bagian bawah. Yang disebut humus bambu adalah, serasah sisa-sisa daun, seludang dan ranting bambu yang berserakan di bawah rumpun tanaman tersebut. Humus bambu merupakan media yang sangat spesifik untuk menanam suplir serta paku-pakuan lain dalam pot. Sampai dengan saat ini, belum ada media lain yang lebih tepat untuk menanam keluarga pakis-pakisan selain humus bambu.
Komposisi untuk media tanam pot, haruslah tepat. Kalau kita hanya menggunakan bahan organik yang lunak, misalnya jerami, maka dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, media tersebut sudah akan mampat. Kalau yang ditaruh dalam pot merupakan tanaman semusim, tidak menjadi masalah. Sebab ketika media telah mampat, akan dilakukan penggantian tanaman. Demikian pula halnya apabila tanaman yang dipotkan itu memerlukan repoting (penggantian pot) setahun sekali. Bersamaan dengan penggantiap pot, dilakukan pula penggantian media tanam. Kalau yang ditanam adalah palem yang belum tentu dua tahun sekali dilakukan repoting, maka sebaiknya komposisi media pot benar-benar diperhitungkan.
Pertama-tama media tersebut memerlukan bahan kompos yang mudah sekali hancur seperti jerami. Kedua, media tersebut juga memerlukan bahan pengikat air yakni gabus seperti kulit batang kayu lunak, coco dush dan tanah liat. Namun media tersebut juga memerlukan bahan organik yang tidak mudah hancur. Misalnya serbuk gergaji (atau tahi serutan) dari kayu-kayu keras. Di Australia misalnya, serbuk gergaji yang digunakan berasal dari kayu oak dan eucaliptus yang sangat keras. Di sini, bisa digunakan serbuk gergaji kayu jati, kamper, rasamala dll. Dan terakhir, kompos ini memerlukan pasir halus agar kondisinya tetap porous. Perbandingan dari masing-masing media ini sangat tergantung dari jenis tanamannya.
Kalau yang ditanam jenis tanaman yang memerlukan banyak air, maka komponen tanah liat dan serbuk gabusnya diperbesar. Kalau tanaman tersebut memerlukan tingkat porousitas yang tinggi (tidak suka air) maka komposisi pasir dan serbuk kayu kerasnya yang diperbanyak. Yang memerlukan banyak air adalah tanaman dengan daun lebar dan lunak. Misalnya jenis-jenis impatiens, begonia dll. Sementara yang tidak suka air banyak adalah jenis paku-pakuan dan terutama kaktus serta sukulen. Media untuk kaktus dan sukulen, malahan cukup hanya berupa pasir halus 75% dan humus (kompos halus) 25%. Kaktus dan sukulen sangat tidak suka air hingga penyiramannya pun hanya dilakukan cukup seminggu sekali. Pot kaktus dan sukulen juga harus ditempatkan dalam green house, agar terhindar dari guyuran hujan.
Para penangkar tanaman hias di Selecta (Jatim), Bandungan (Jateng), Lembang dan Cibodas (Jabar), menggunakan kompos yang terdiri dari tanah biasa dicampur dengan sekam bekas litter ayam broiller. Perbandingannya, 1/3 tanah dicampur dengan 2/3 sekam. Dengan media seperti ini, porousitas media bisa tetap terjaga. Sebab sekam baru akan hancur setelah sekitar dua tahun tercampur tahah. Benih tanaman hias tersebut dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun pasti sudah terpasarkan. Selain karena faktor porousitas, penggunaan media sekam juga dimaksudkan agar tanaman yang disemai dalam keranjang bambu, polybag atau kebanyakan dalam kantong plastik bening itu, menjadi ringan apabila diangkut jarak jauh.
Untuk tujuan mengurangi bobot inilah para penangkar benih buah-buahan tanaman keras di Thailand menggunakan media moss atau gabus sabut kelapa (coco dush). Yang dimaksud dengan moss adalah akar kadaca (pakis sarang burung). Penggunaan media moss dan coco dush ini dilakukan, sejak pencabutan semai dari lahan untuk dipindahkan ke polybag. Dengan media moss dan coco dush, maka bobot benih tanaman itu bisa dikurangi sekitar 2/3nya. Hingga apabila dengan menggunakan media tanah bobot benih yang dimuat dalam satu pick up 2 ton misalnya, maka dengan media moss dan coco dush bobotnya akan susut menjadi 0,66 ton. Sementara volumenya tetap sama. Pengangkutan benih demikian, biasanya dengan ditumpuk (ditata) tidur saling silang. Hingga daya muat kendaraan bisa cukup besar.
Pembuatan kompos secara massal, dilakukan dengan pencampuran berbagai bahan dalam ruang berpeneduh. Biasanya kotoran ternak ruminansia (sapi/domba), babi dan unggas dicampur dengan serbuk gergaji. Pencampuran dilakukan dengan alat-alat berat dalam bangsal yang luasnya bisa sebesar lapangan sepakbola. Bersamaan dengan pangadukan, ditambahkan pula air, starter berupa bakteri dan juga oksigen. Dengan cara ini, proses pengomposan bisa dipersingkat hanya dalam beberapa hari dari yang seharusnya selama sekitar tiga bulan. Untuk penggunaan di lahan biasa, kompos yang sudah jadi ini bisa ditaburkan secara langsung. Namun untuk penggunaan sebagai media pot/polybag, kompos ini masih harus dicampur dengan berbagai bahan.
Nursery-nursery besar, biasanya menyiapkan bahan-bahan untuk media tanam berupa kompos, pupuk guano (kotoran kelelawar), pasir halus, serbuk gergaji kayu keras, sekam, gabus (dari kulit kayu maupun coco dush), kapur dan tanah liat. Bahan-bahan tadi akan dicampur sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman hias seperti aglaonema, anthurium dan begonia misalnya, menghendaki komposisi media yang lebih banyak bahan organiknya. Hingga untuk tanaman hias ini bagian komposnya paling banyak. Misalnya mencapai 60%. Yang 40% terdiri dari gabus, serbuk gergaji kayu keras/sekam, tanah liat dan pasir. Sebab tanaman hias demikian menghendaki media yang tetap porous dan mengandung banyak air.
Beda dengan tanaman kaktus dan sukulen. Termasuk jenis tanaman ini adalah adenium dan euphorbia yang akhir-akhir ini sedang digemari masyarakat. Tanaman hias ini justru lebih banyak memerlukan pasir sebagai media tanamnya. Hingga komposisinya dibalik: pasir 60% dan yang 40% kompos serta serbuk gergaji kayu keras/sekam. Tanah liat dan gabus tidak diperlukan. Sebab fungsi kedua media ini adalah mengikat air. Padahal kaktus dan sukulen justru tidak menghendaki air. Tanaman hias seperti paku-pakuan, menghendaki media yang porous, tetap basah tetapi tidak mengandung banyak air. Kalau tidak ada humus bambu, komposisi media untuk paku-pakuan terdiri dari 60% serbuk gergaji kayu keras/sekam dan 40% kompos.
Jerami, baik jerami padi maupun gandum, hasil komposnya akan homogen lunak dan mudah sekali mampat/padat. Batang jagung dan sorgum relatif heterogen, yakni terdiri dari serat dan gabus di bagian dalamnya serta kulit batang yang keras di bagian luarnya. Namun batang jagung maupun sorgum tetap tidak bisa bertahan terlalu lama sebagai media tanam pot. Yang paling ideal sebagai bahan kompos adalah ranting dan daun kayu-kayu keras. Di Jakarta, hasil tebangan/potongan kayu angsana hanya dibuang percuma di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah DKI. Padahal, limbah ini bisa dicacah dengan chooper dan dikomposkan. Kompos dari ranting berikut daun angsana ini cukup baik, karena daunnya akan cepat hancur, sementara rantingnya yang berkayu akan bisa bertahan cukup lama.
Kulit dan tongkol jagung juga merupakan bahan kompos yang cukup baik. Kulit jagungnya banyak mengandung selulosa yang kuat, sementara tongkolnya banyak mengandung kayu keras yang akan memerlukan waktu lama untuk hancur. Kalau kulit dan tongkol ini dikombinasikan dengan batang dan daun jagungnya, akan menjadi bahan kompos yang sangat ideal. Demikian pula halnya dengan batang dan kulit kacang tanah. Di negeri kita batang dan daun kacang tanah adalah hijauan pakan ternak yang sangat bermutu. Sementara kulitnya lebih banyak dibuang atau dibakar sia-sia. Padahal, kulit kacang merupakan bahan kompos yang cukup baik, yakni untuk substitusi bahan gabus dan bagian kerasnya.
Kombinasi yang juga ideal adalah sekam dan jerami padi. Jerami padi akan cepat sekali memadat. Sementara sekamnya memerlukan jangka waktu lama untuk hancur. Kalau dua bahan ini dicampur, maka akan menjadi media tanam pot yang sangat ideal. Kelebihan media tanam yang hanya terdiri dari bahan organik adalah porous dan bobotnya ringan. Kalau pot atau polybag tersebut akan diangkat-angkat dan dibawa jarak jauh, maka idealnya media tanamnya tanpa diberi pasir serta tanah liat agar tetap ringan. Kalau pot itu akan ditaruh permanen di satu tempat, maka penambahan pasir dan tanah liat menjadi tidak bermasalah.

sumber:http://foragri.blogsome.com/membuat-media-tanam-untuk-pot-dan-polybag/

CARA MENANAM TANAMAN DALAM POT

Keterbatasan lahan tak mesti mengekang hobi pertanian. Sebagian pehobi coba kutak-kutik. Mereka tetap melakukan hobi berkebun walau ruang yang tersedia tak cukup luas. Jangan sebut kata luas, tapi pas-pasan. Lewat sebuah kebetulan, muncul alternatif baru untuk menjawab kelangkaan lahan tadi. Dari situ, pilihan tempat untuk menanam tak lagi terbatas di lahan terbuka, macam pekarangan atau kebun, namun sudah merambah pada media pot. Inilah yang disebut tanaman buah dalam pot atau yang di kalangan pehobi disebut ”tabulampot”.
”Tanbulampot memang dikenal sebagai solusi bertani bagi orang-orang kota. Dengan lahan sempit, orang-orang kota itu ingin bisa menikmati buah dari pohon yang mereka tanam,” ungkap Lily Turangan (57), salah seorang pehobi tanaman di bilangan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Ibu yang mengaku cinta tanaman sejak usia sekolah dasar ini amat tergila-gila dengan tanaman buah dalam pot. Buktinya, ia tak cuma menanam pohon buah dalam pot saja tapi ikut mengembangbiakkan tanaman itu.
Menurut Ir. Joesi Endah, penggemar tanaman yang juga konsultan pertanian, budi daya sistem tanaman buah dalam pot tak hanya melahirkan solusi bertani bagi orang kota atau pemilik lahan sempit, namun juga mengandung kolaborasi antara teknologi pertanian dan nilai estetika.
Awalnya, cara bertanam di dalam pot hanyalah sebagai kegiatan iseng beberapa penangkar buah. Ini dilakukan karena bibit tanamannya tak banyak yang laku terjual. Kejadian ini berlangsung pada awal delapan puluhan. Saat itu, urusan jual-beli bibit tanaman buah belum semeriah sekarang.
Khawatir bibit yang tak laku tumbuh terus, para penangkar itu nekat menanamnya dalam pot. Perawatan yang dilakukan pun tak jauh beda ketika bibit itu ditanam di tanah lapang. Hasilnya, sungguh di luar dugaan. ”Mereka bisa tetap mendapat buah. Bahkan lebih rajin berbuah dan tanamannya mudah didapat,” kata Joesi, insinyur pertanian jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ada sejumlah keuntungan bila memelihara tanaman buah dalam pot di sekitar kita. Paling gampang, kebutuhan gizi dan vitamin keluarga bisa terpenuhi berkat buah yang hadir hampir sepanjang musim. Belum lagi, unsur penghijauan rumah meski hanya punya lahan pas-pasan. Unsur estetika dan keindahan pun bisa muncul. Coba saja lihat saat tanaman itu semarak berbuah. Warna kuning ranum berpadu hijau daun yang cantik. Lagi pula ukuran tajuk tanaman ini tergolong ”kompak” sebab tingginya hanya sekitar 1 sampai 2 meter saja.
”Penempatan secara soliter di teras atau di dalam ruangan bisa dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi tanaman. Ia juga bisa dipadukan dengan tanaman hias di taman atau halaman rumah,” ujar Joesi tentang fungsi estetika tanaman buah dalam pot.
Beragam tanaman buah saat ini sudah banyak yang berhasil dibudidayakan dengan distem pot. Lily Turangan menyebut enam jenis tanaman buah yang biasa ia tanam dengan teknik ini. ”Dari pengalaman saya, jenis mangga, jambu biji, belimbing, jeruk, srikaya dan kedondong mudah berbuah dan hidup dalam pot.”
Ada yang mudah, tentu ada pula yang sulit. Jenis alpukat, durian, gandaria dan nangka besar adalah beberapa contoh tanaman buah yang sulit ditanam sebagai tanaman dalam pot. Sedang jambu bol, jambu mawar, manggis, duku, jamblang, lengkeng, nangka madu dan rambutan termasuk contoh yang agak sulit dibudidayakan sebagai tanaman dalam pot.
Lima Syarat
Agar tanaman dalam pot rajin berbuah, Lily dan Joesi sama-sama menyebut sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Paling tidak ada lima syarat tumbuh atau faktor yang jadi pertimbangan.
Pertama, pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan ketinggian tempat. Kedua, pemilihan bibit tanaman. Diikuti pemilihan media tanam dan pot. Lalu pemupukan yang efektif dan terakhir, pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Pengetahuan asal-usul tanaman harus sudah nyantol di otak sebelum memutuskan menanam suatu bibit tanaman buah dengan teknik pot. Ini penting. ”Jangan sampai stroberi dan apel yang merupakan tanaman di daerah dingin, ditanam di dataran rendah. Wah, mana mau berbuah dia,” kata Joesi memberi perumpamaan. Umumnya, semua jenis tanaman buah hanya dapat berbunga dan berbuah dengan baik bila ditanam di daerah berketinggian sekitar 400 m dpl.
Pemilihan bibit juga tak kalah penting. Bibit yang baik tentu akan menghasilkan – secara kualitas dan kuantitas – pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang jempolan. ”Saya menganjurkan untuk memilih bibit tanaman buah yang jelas asal-usulnya. Artinya, bibit dibeli dari penangkar tanaman yang baik dan terpercaya,” ucap Lily.
Urusan bibit selesai, langkah berikut menyiapkan media tanam dan pot. Kata Joesi, media tanam yang digunakan untuk tanaman buah dalam pot sebaiknya memenuhi syarat minimal, yaitu mengandung tanah sebesar 50 %, pasir 20 % dan bahan organik 30 %.
Dari syarat minimal tadi, bisa diterjermahkan menjadi berbagai macam komposisi bahan dasar sebagai media tanaman buah dalam pot. Bahan dasar untuk media tanam terdiri atas tanah, pupuk kandang, kompos, pupuk kimiawi dan bahan lain sebagai tambahan.
gambar tanaman hias anthurium
Pemilihan pot yang tepat menjadi modal awal bagi pertumbuhan tanaman. Pot yang digunakan bisa dipilih dengan memanfaatkan kaleng biskuit bekas, sisa galon air mineral, ember tak terpakai, drum bekas senyawa kimia dan lainnya. Agar menghindari kontaminasi zat, Lily menyarankan membeli wadah yang sudah dicuci. Wadah favorit tetap dipegang belahan drum bekas. Wadah ini mampu menampung seluruh sistem pengakaran.
Pemupukan harus dilakukan dengan dosis tertentu. Kelebihan dan kekurangan dosis tentu berdampak buruk bagi tanaman itu. Jenis pupuk yang bisa dipilih memang beragam. Yang pasti, tanaman buah butuh unsur hara makro, seperti N, P, K dan unsur hara mikro macam Ca, Mg dan S. Unsur hara mineral itu merupakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cermati pula waktu dan cara pemupukan.
Langkah terakhir, pengawasan terhadap hama dan penyakit tanaman. Faktor pengganggu ini jangan sampai mengacaukan mimpi Anda untuk memanen buah. Bayangkan betapa kecewanya hati ini saat mengetahui pertumbuhan tanaman buah terhambat oleh hama dan penyakit.
Pada tanaman buah juga dikenal teknik pemangkasan. Tujuannya, kata Joesi, untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan produksi. Pemangkasan juga mampu menjaga kelembaban tanaman sehingga tak mudah
terserang hama dan penyakit.

sumber:http://carabudidaya.com/tabulampot-menanam-di-dalam-pot/

Senin, 14 Januari 2013

Penanaman Tanaman Cengkeh



Tanaman cengkeh tumbuh di lahan kering merupakan tanaman aromatic dengan nama ilmiahnya adalah Syzygium aromaticum dari keluarga Myrtaceae.Tanzania dan Indonesia adalah produsen utama cengkeh dunia, di India cengkeh ditanam di daerah perbukitan Tamilnadu, Kerala, dan Karnataka.
Cengkeh dapat disebut tanaman herbal yang tumbuh baik di tanah liat, di daerah tropis lembab dan dapat tumbuh dengan baik di tanah merah,  dengan iklim yang lebih dingin dengan curah hujan terdistribusi dengan baik sangat ideal untuk pembungaan. Lahan budidaya cengkeh dipilih mempunyai drainase yang baik karena tanaman tidak dapat menahan air. Tanaman Cengkeh berkembang baik di daerah dengan curah hujan tahunan 150-300 mm dan dapat tumbuh di ketinggian 1500m di atas permukaan laut.
Benih tanaman cengkeh untuk mendapatkan produk herbal cengkeh yang baik harus dikumpulkan dari buah masak untuk meningkatkan daya tumbuh. Buah-buah cengkeh untuk budidaya benih, dikenal populer sebagai “ibu dari cengkeh” yang diambil dari buah yang matang di pohon dan biasanya jatuh sendiri secara alami, dikumpulkan dan ditanam langsung dalam pembibitan atau direndam lebih dahulu ddalam air semalam kemudian di keringkan dengan kain atau kertas bersih sebelum ditaburkan, benih berukuran seragam untuk mendapatkan perkecambahan yang seragam dan baik.
Pembibitan dilakukan dengan bedengan dengan ukuran tinggi 15-20cm, lebar 1 mt dengan panjang yang disesuaikan lahannya agar mudah dalam menabur benih. Bedengan harus terbuat dari tanah gembur campuran pasir dengan pasirnya merata. Benih-benih ditabir diatas bedengan dengan perawatan agar jangan sampai terkena erosi oleh air siraman atau air hujan. Beni-benih ditabur pada jarak 2-3 cm dengan kedalaman 2cm, harus dilindungi dari sinar matahari langsung, perkecambahan berlangsung 10-15 hari, kemudian dipindahkan kedalam polibag yang berisi campuran tanah dan pasir. Kadang-kadang bibit dipindahkan lagi setelah 1 tahun untuk bibit dalam polibag plastic yang lebih besar dan siap untuk tanam setelah 18-24 bulan.
Area yang dipilih untuk penanaman cengkeh sebagai salah satu jenis tanaman herbal sebelumnya dibersihkan dari pertumbuhan liar, dibuat lubang ukuran  75x75x75cm dengan jarak 6-7 meter. Lubang diisi dengan kompos atau pupuk kandang dan tanah aslinya.  Bibit cengkeh dipindahkan dari polibag ke lubang tanam pada awal musim hujan. Tanaman cengkeh dapat dilakukan penanaman tumpang sari dengan jarak tanam disesuaikan dengan poho lainnya, yaitu kelapa, kopi, atau yang lebih ideal untuk memberikan iklim mikro yang lembab dingin tumpangsari dilakukan dengan tanaman pisang.
Pemupukan tanaman cengkeh menggunakan pupuk kandang atau kompos dengan dosis 50 kg ditambah tepung tulang atau tepung ikan 2-5 kg setiap pohon pohon per tahun dapat diterapkan sebagai dosis tunggal pada awal musim hujan di parit yang digali di sekitar pohon. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk pupuk anorganik 40 gram urea, 110 gram Super fosfat, dan kalium 80 gram. Pemupukan semakin meningkat sesuai dengan umur tanaman yaitu menjadi urea 600 gm, 1560 gm fosfat super dan  1250gm kalium per tahunnya untuk pohon yang berumur 15 tahun atau lebih.
sumber: http://tanamanherbal.info/index.php/2011/11/penanaman-tanaman-cengkeh/

Menanam Pohon Dengan Irigasi Gondok di Tanah Tandus

Di tengah pemanasan global ini muncul gerakan menanam pohon. Menanam pohon pada saat musim hujan atau di tanah yang subur dan lembab memang mudah sekali. Tetapi lain halnya bila menanam bibit tanaman di daerah yang tandus dan kering seperti halya di daerah kota palu  khususnya kawasan untad. Penanaman bibit tanaman di tanah yang tandus dan kering perlu perawatan dengan menyiram setiap hari.

Bila tidak disiram setiap hari maka bibit pohon mati karena akarnya belum bisa menyerap air. Saat ini sudah ditemukan cara sederhana untuk mengatasinya. Peneliti dari kantor Ketahanan Pangan, Pemerintah kota Padang, Rasmi R, menemukan penghijauan dengan menggunakan sistem irigasi gondok khususnya memanfaatkan lahan gundul yang memiliki keterbatasan sumber air.

"Caranya adalah dengan merekayasa pengairan yaitu dengan membentuk 'irigasi gondok. Rasmi S mengatakan bahwa teknik ini diciptakan untuk mengatasi keringnya bibit sebelum akarnya tumbuh dan dapat menyerap air dari tanah.

Ia mengatakan, teknologi ini diindikasikan pertama di dunia, karena sistem irigasi lainnya tidak memungkinkan. Cara membuat irigasi gondok sangat mudah. Yang diperlukan hanya plastik kantong gula. Potong bagian bawahnya agar bolong. 

Setelah bibit pohon ditanam, kurangi daunnya untuk mengurangi penguapan. .Langkah berikutnya, masukkan kantong plastik yang sudah bolong tadi dari arah pucuk sampai pangkal batang. Ikat ujung plastik bagian bawah dengan kuat agar air tidak bocor.

 Isi air secukupnya dan ikat kuat-kuat ujung bagian atas. Irigasi gondok sudah jadi. .Dengan cara ini, tanaman akan menyerap air melalui kulit batang sebelum akarnya berfungsi dengan baik. Kalau tidak ada kebocoran, air dalam irigasi gondok bisa bertahan sampai beberapa bulan

. Kalau pohon sudah tumbuh tunas-tunas baru, itu tandanya akar pohon sudah berfungsi.. Kalau tanaman sudah tumbuh, irigasi gondok harus dibuka, kalau tidak batangnya bisa patah karena batang tertekuk tekanan tali pengikat.

 Dari ujicoba di lapangan daya tumbuh tanaman mencapai 85 persen. Cara ini sangat membantu menyelamatkan bumi dari bencana kekeringan melalui penghijauan menggunakan irigasi gondok itu.
Sumber :

Cara Budidaya Buah Naga dalam Pot



 
Tanaman buah naga bisa digunakan sebagai tanaman hias untuk memperindah halaman rumah sekaligus bisa dinikmati buahnya.. Buahnya dapat dipetik setiap minggu apabila sudah memiliki lebih dari 10 cabang produksi.
Kelebihan penanaman buah naga di pot adalah kita biasa memindahkan dan mengatur letak tanaman sesuai keinginan. Tetapi untuk menghasilkan tanaman buah naga yang produktif tetap harus diketahui cara perawatan dan pemupukan yang benar.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pembudidayaan buah naga di pot :
1.    Menyiapkan Pot
Anda bisa menggunakan berbagai jenis pot dari bahan semen, plastic, tanah liat atau drum bekas yang dipotong. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastic dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40cm.
2.    Menyiapkan Tiang Panjatan
Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa menahan beban berat tiang panjatan.
Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150-200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.
3.    Media Tanam
Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 2:1:3:1. Anda juga bisa menambahkan bubuk batu bata merah secukupnya dan dolomit (kapur pertanian) sebanyak 100 g dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.
4. Penanaman bibit
Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam disekitar tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena sinar matahari langsung.
5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah naga yang ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.
Cabang hasil pemangkasan bisa ditanam kembali untuk menambah jumlah bibit yang bisa di tanam di pot yang lain.

Sumber: http://sogolagro.wordpress.com/2011/03/29/cara-budidaya-buah-naga-dalam-pot/

Kamis, 10 Januari 2013

Budidaya Tanaman Mahkota Dewa

budidaya mahkota dewa
 Mahkota dewa, dahulu hanya populer sebagai tanaman penenduh taman saja. Namun dewasa ini, mahkota dewa lebih populer dikenal sebagai tanaman obat yang memiliki beragam khasiat melawan penyakit. Mahkota dewa memang mengandung berbagai senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh. Tidak mengherankan jika kemudian banyak orang yang merasakan khasiatnya yang nyata. Saat ini, permintaan terhadap buah dan daun mahkota dewa cukup tinggi. Bagi mereka yang jeli melihat peluang usaha, tentu celah ini bisa menjadi titik potensial yang menguntungkan. Budidaya mahkota dewa memang cukup menarik untuk dikembangkan lebih lanjut. Tertarik?


Vegetatif Dan Generatif

Jika Anda berminat membudidayakan mahkota dewa, penting untuk diketahui bahwa tanaman perdu tersebut merupakan tumbuhan yang bisa berkembang subur di dataran rendah dan dataran dengan ketinggian maksimal 1200 meter dari dasar laut. Oleh sebab itu, pastikan tempat Anda berada pada kualifikasi tersebut. Pada dasarnya budidaya tanaman mahkota dewa sangat mudah. Bisa dengan cara vegetatif maupun generatif. Dengan cara generatif, artinya budidaya mahkota dewa memanfaatkan bibit berupa biji buah mahkota dewa itu sendiri. Sedangkan dengan cara vegetatif, artinya dengan cara mencangkok bagian pohon mahkota dewa. Secara umum, yang paling banyak digunakan adalah cara yang pertama yakni melalui bibit biji. Namun mengingat cangkokan lebih cepat berbuah, tak jarang juga yang memilih cara vegetatif. Medium tanam mahkota dewa bisa di pot maupun ditanam secara langsung di tanah. Namun, pilihan terbaik mungkin ditanam langsung mengingat akarnya yang tunggang.

Memilih Bibit

Jika Anda memilih cara vegetatif, maka langkahnya cukup sederhana. Pilihlah pohon yang hendak dicangkok. Dalam memilih pohon, perhatikan tempilan pohon, intensitasnya dalam berbuah dan hal lainnya. Sama halnya jika Anda memilih cara generatif, bibit penting untuk diseleksi. Sebab bibit yang baik pasti akan memberikan hasil yang juga baik. Mengingat tamanan mahkota dewa tidak memiliki siklus musim dalam berbuah, maka bibit terbaik adalah tanaman yang berbuah lebih produktif dan memiliki kualitas buah yang lebih baik.

Pengolahan Tanah, Penanaman, Pemupukan

Setelah bibit tersedia, hal lain yang penting diperhatikan adalah pengolahan medium tanam. Sebelum menanam bibit, perhatikan kesuburan tanah. Ada baiknya digemburkan terlebih dahulu dengan cara diberi pupuk dasar. Selain tanah, lubang tanam juga penting untuk diperhatikan jika Anda memilih cara generatif. Penting untuk membiarkan lubang tanam terbuka selama seminggu agar terkena udara luar dan terpapar sinar matahari.

Setelah bibit dan medium tanam telah siap, selanjutnya adalah langkah penanaman. Sebenarnya, hal yang paling menguntungkan dari budidaya mahkota dewa adalah tidak adanya siklus musim baik itu tanam maupun berbuah. Jadi tidak ada waktu khusus jika ingin menanam mahkota dewa. Setelah proses penanaman, yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah pemeliharaan berupa pemupukan, penyiraman, dan penyiangan dari gulma dan juga pembasmian hama.

Penyiraman,Pemupukan, Penyiangan

Dalam budidaya mahkota dewa, penting untuk memperhatikan perawatan seperti pemupukan. Pada dasarnya, pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik berbahan alami. Anorganik tidak dianjurkan sebab residu kimianya akan mempengaruhi buah padahal buah mahkota dewa merupakan bahan obat herbal. Tentu kandungan kimia akan mempengaruhi kualitas pengobatan. Hal lain yang penting adalah proses penyiraman. Selama hidupnya, tanaman mahkota dewa digolongkan sebagai tanaman yang konsumsi airnya cukup tinggi. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan masalah hama juga gulma. Lakukan proses penyiangan secara frekuentif untuk melawan gulma sepanjang tahun. Sedangkan untuk hama, umumnya yang sering menyerang mahkota dewa adalah belalang, ulat buah, dan juga kutu putih. Pakailah pestisida organik untuk mengusir hama tersebut.

Panen

Langkah terakhir dalam proses budidaya mahkota dewa adalah masa panen. Buah mahkota dewa yang siap panen berwarna merah terang dan memiliki bau manis layaknya gula pasir. Setelah dipetik, untuk meningkatkan nilai jual, Anda bisa melakukan beberapa proses seperti penyortiran, pencucian, pemotongan daging buah, pengeringan dan lain-lain. Namun, dalam kondisi tertentu, Anda juga bisa menjual buah mahkota dewa dalam keadaan segar.  

Sumber: http//tentangmahkotadewa.blogspot.com/2011/09/budidaya-tanaman-mahkota-dewa.html